Garuda Gaganeswara tergolong novel dengan tipologi unik yang pernah ada. Bila ada yang menggolongkan sebagai puisi mungkin masuk dalam kategori puisi naratif. Namun, ini bukan puisi menainkan novel. Dengan penyajian penulisan seperti itu maka kesan awal pembaca adalah “enteng.” Tetapi pesan yang disampaikan oleh penulis, Ary Nilandari, tidak seenteng itu. Selain itu penulisan berdasarkan kaidah Ejaan Umum Bahasa Indonesia tetap diperhatikan. Bahkan secara jelas maksud menggunakan tipografi tersebut adalah “Verse novel (novel bait), menurutku lebih asyik dibaca, tidak membosankan. Meski tebal, cepat terselesaikan. Banyak ilustrasinya pula.” (hm. 43).
Dalam novel anak yang bertema fantasi ini banyak nilai moral yang disampaikan penulis melalui tokoh-tokohnya seperti Ganes, Jatayu, Kusagra, dan masih banyak lainnya. Termasuk pelajaran terkait komunikasi anak ke orang tua “Aku harus ceritakan kenyataannya pada Ibu, dengan sebenar-benarnya seaneh apapun sesulit apapun untuk diterima akal sehat.” (hlm. 82). Begitu pula sebaliknya, respon yang diberikan oleh orang tua (Ibu Ganes) kepada anak. Serta pemahaman orang tua terhadap anaknya, hal tersebut penting. Bila orang tua paham betul dengan anaknya maka orang tua tidak akan mudah terhasut oleh orang lain terhadap apa yang diperbuat anak di luar rumah. Pengecualian terhadap cinta buta orang tua terhadap anak, ya!
Di novel ini, meskipun novel anak pembaca dapat menemui berbagai petuah bijak bagi orang tua untuk anak-anaknya yang dikemas dalam dialog ringan “Curang itu perbuatan tercela, di mana pun, dalam hal apa pun, akan diganjar akibatnya.” (hlm. 99) “Ibuku bilang, abaikan ramalan. Alam bergerak dengan kehendaknya sendiri. Bukan diatur ramalan.” (hlm. 234).
Bahkan, walaupun tokoh utama novel tersebut adalah anak-anak yang berusia SD akan tetapi petuah bijak yang sangat berguna mampu penulis sisipkan dengan elegan dan menarik tentunya berkesan tanpa menggurui pembaca. Terlebih petuah tersebut dapat digunakan oleh si anak ketika menghadapi berbagai macam persoalan seperti kabar burung. Yang pastinya dengan tanpa menghilangkan ciri khas anak-anak yang suka dengan dongeng. Dari tokoh Jatayu pembaca dapat belajar bagaimana cara mendapatkan berita yang akurat “Tapi sekarang, aku ingin tahu dari kamu langsung dan yang sebenarnya.” (hlm. 109).
Pembaca akan terpukau dan seperti mendapatkan kejutan ketika memahami karakter tokoh Ganes. “Bisa kuceritakan dengan mudah apa saja yang terjadi di antara aku dan Garuda, sejak aku tahu nama aslinya. Selesai. Lega. Karena tidak ada satu pun pertanyaan tentang Kusagra.” (hlm. 229). Sepintas kalimat tersebut biasa, tapi mengandung makna luar biasa. Ini politik! Cermati sekali lagi terlebih ketika membaca novel ini secara keseluruhan.
Tak hanya tentang petualangan dan drama keluarga, penulis juga mengajak pembaca untuk mengenalkan kecintaan terhadap lingkungan kepada anak sedini mungkin “Meskipun teknologi sudah sangat maju, buku dari kertas masih disukai. Sangat langka dan mahal, karena kami tidak suka menebang pohon untuk dijadikan kertas.” (hlm. 215).
Paket komplit ini bisa dijadikan rekomendasi untuk menambah kecintaan anak dengan dunia membaca. Dengan membaca novel anak yang disajikan dengan tipologi unik dan gambar animasi yang menarik akan menambah daya tarik anak untuk membaca. Terlebih dalam novel ini telah memuat petuah bijak yang bisa dipetik. Rosy Nursita Anggraini.
Info Buku
Judul : Garuda Gaganeswara
Penerbit : Republika
ISBN : 978-602-51829-8-3
Tebal : 13.5 x 20,5 cm; vi + 250 hlm.
Pengarang : Ary Nilandari
Cetakan Pertama : November 2020